Pakai Jasanya Kalau Ke Blitar, Ya...

Oleh: Alfhatin Pratama
Kamis, 20 September 2018 | 08:30 WIB
Ilustrasi Kurir (Shutterstock)

 

Seiring berkembangnya teknologi, cara berbisnis dan gaya hidup juga ikut berubah. Semua serba online. Tetapi, siapa bilang memanfaatkan teknologi itu sulit? Di era digital saat ini, setiap individu dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif agar dapat menyesuaikan diri. Permasalahannya bukanlah bisa atau tidak bisa, tapi mau atau tidak mau.

Di tengah gempuran teknologi yang tidak bisa dielakkan, seorang pria kelahiran Blitar, Jawa Timur, 45 tahun silam mencoba untuk bertahan hidup. Bermodal motor bebeknya dan teknologi digital sederhana, Facebook dan Whatsapp, Ia mencoba mengais rezeki. Adalah Alexius Slamet Hariyadi, pendiri Blitar Ojek Online.

Penulis pernah menggunakan jasanya ketika berada di Blitar tahun 2017, dilanjutkan dengan wawancara di lain waktu. "Dulu pertama muncul di Facebook sekitar tahun 2012. Ya, jauh sebelum ojek online berbasis aplikasi ramai di Indonesia," ujar Alex. Awalnya, Blitar Ojek Online dinamakan Blitar Independen Ojek karena memang hanya Ia sendiri yang mengurus bisnisnya. Ia menjadi pengemudi ojek sekaligus mengatur keuangannya.

Baca juga: Tips Menaikkan Jumlah Fans di Facebook Page Produk Anda

Lewat Facebook dan Whatsapp, Blitar Ojek Online awalnya hanya memberikan layanan antar jemput penumpang. Facebook digunakan untuk promosi dan Whatsapp untuk menghubungi pelanggan. Tak jarang juga Alex melayani para wisatawan yang datang ke kota tempat makam Presiden Soekarno berada ini. Beberapa wisatawan lebih memilih jasanya karena jelas lebih cepat dibandingkan dengan Becak dan lebih murah dibandingkan ojek pangkalan biasa. Yang terpenting, tidak perlu tawar-menawar.

Blitar Ojek Online (dok. pribadi)

Di tahun 2015, pria kelahiran kota Blitar itu merekrut 2 pengemudi baru. Bisnisnya semakin diminati masyarakat sekitar dan wisatawan yang datang ke kota bermotto 'Kridha Mangudi Jaya' ini. Apalagi, ketika mereka mulai menggunakan Instagram sebagai media untuk berpromosi. Layanannya pun bertambah seperti pesan antar makanan dan minumanpembelian tiket kereta, dan kurir. "Akhir-akhir ini memang permintaan untuk pembelian tiket dan jasa kurir selalu ramai," ujar Alex. 

Harga yang ditawarkan pun cukup murah. Di dalam kota Blitar, pesan antar makanan dan minuman bertarif Rp10 ribu, antar dan jemput penumpang Rp15 ribu sekali jalan, dan layanan kurir Rp10 ribu saja. Untuk luar kota Blitar tarifnya Rp 2.000/ km untuk layanan antar dan jemput penumpang sekali jalan. Untuk layanan kurir ke luar Kota Blitar tarifnya Rp 1.500/km. Blitar Ojek Online belum memberikan harga berdasarkan berat barang untuk layanan kurir. "Sekarang, mah, kira-kira saja. Yang penting masih bisa dibawa pakai motor," tambah Alex. 

Baca juga: Batik Pulo Gebang, Melaju Berkat Digital

ilustrasi kurir (Shutterstock)

Tantangan terbesar baginya untuk mengembangkan bisnis sederhana ini adalah semakin banyaknya armada ojek online berbasis aplikasi yang masuk ke Blitar. "Kelebihan kami, ya, kami lebih bisa melayani dengan hati. Kalau ojek online berbasis aplikasi, kan, hanya sekali klik dan gak bisa berlangganan. Mereka juga nggak bisa pesan untuk hari dan jam yang diinginkan pelanggan. Kalau kita jelas bisa," tambah Alex.

Suatu hari, sempat seorang calon investor mendatangi Alex untuk mengembangkan bisnis potensial ini. Tetapi, Ia menolak karena investor tidak mengizinkannya untuk menggunakan nama Blitar Ojek Online. Padahal nama tersebut sangat bersejarah dan berharga bagi dirinya. Rencana kedepannya, Blitar Ojek Online tetap akan mengembangkan bisnisnya dan masih memungkinkan untuk mengembangkan aplikasi.

Hal yang dapat kita pelajari dari pengalaman pria bekas sales ini adalah kemauan. Blitar Ojek Online dapat menjadi inspirasi untuk kita semua, khususnya pengendara ojek pangkalan dan orang yang tertarik untuk memulai bisnis pengiriman barang. Memanfaatkan teknologi, tidak melulu harus lewat aplikasi yang bermodal besar. Alex juga berpesan untuk orang-orang yang belum mencoba memanfaatkan teknologi dan digital, "Di zaman ini, semua serba online. Semuanya tinggal pencet. Jadi, kita harus pintar-pintar untuk memanfaatkannya."

Kamu berani coba?

Baca juga: Mau Tidak Mau, Masa Depan Adalah Digital!