LogoDIGINATION LOGO

Cryptojacking Jadi Senjata Nomor Satu Kejahatan Siber

author Oleh Sukindar Selasa, 24 April 2018 | 14:12 WIB
Share
Cryptojacking telah menjadi ancaman baru di dunia digital
Share

Cryptojacking telah menjadi ancaman baru di dunia digital. Dalam Internet Security Threat Report (ISTR) Volume 23 yang dirilis Symantec Corporation beberapa waktu lalu bahkan disebutkan bahwa Cryptojacking sudah masuk ke dalam daftar ‘senjata’ bagi penjahat siber.

Laporan tersebut juga menyebutkan, hal itu sebagai upaya menghasilkan aliran pendapatan baru yang sangat menguntungkan, seiring dengan pasar ransomware yang sudah menjadi terlalu mahal dan penuh sesak.

Director Systems Engineering Malaysia & Indonesia David Rajoo menyatakan bahwa Cryptojacking adalah ancaman berkembang terhadap keamanan siber dan pribadi karena insentif keuntungannya yang sangat besar.

Baginya, orang, perangkat dan organisasi berisiko disusupi penambang koin ilegal yang akan menyedot sumber daya dari sistem mereka, yang semakin mendorong penjahat untuk menginfiltrasi apa saja, mulai dari PC di rumah hingga pusat data raksasa.

Oleh karena itu, ISTR Symantec memberikan pandangan menyeluruh tentang lanskap ancaman, termasuk informasi tentang aktivitas ancaman global, tren kejahatan siber dan motivasi penyerang.

Laporan tersebut menganalisa data dari Symantec Global Intelligence Network, yakni jaringan yang mengumpulkan ancaman sipil terbesar di dunia yang mencatat aktivitas dari 126,5 juta sensor serangan di dunia dan memantau aktivitas ancaman di lebih dari 157 negara dan wilayah.

Serangan Cryptojacking Melonjak sebesar 8,500 Persen

Deteksi penambang koin pada komputer endpoint meningkat 8,500 persen pada tahun 2017. Dan Indonesia berada diperingkat ke-5 di wilayah Asia Pasifik dan Jepang (APJ) dan diurutan ke-23 secara global untuk aktivitas penambangan crypto.

Dalam beberapa kasusnya, penjahat siber mencuri daya pemrosesan dan penggunaan CPU cloud konsumen dan perusahaan untuk menambang cryptocurrency, yang dapat berakibat sangat fatal, dari memperlambat perangkat, memanaskan baterai, dan merusak perangkat atau jaringan.

Baca Juga:
Akamai: Ada Dua Model Bisnis cryptocurrency

Mayoritas Penyerang Gunakan Metode Tunggal untuk Menginfeksi Korban

Menariknya, trik yang digunakan untuk menginfeksi korban merupakan trik tertua penyerangan, yakni spear phishing. Bahkan, terdapat 71 persen dari 140 kelompok penyerang terorganisir yang menggunakan trik tersebut.

Di sisi lain, penggunaan ancaman zero-day nampaknya sudah tidak menjadi pilihan. Hanya 27 persen kelompok penyerang terorganisisr yang diketahui menggunakan kerentanan zero-day.

Implantasi Malware Meningkat Sebesar 200 Persen, Menyusupi Rantai Pasokan Software

Symantec juga mengidentifikasi peningkatan sebesar 200 persen dari penyerang yang membenamkan malware ke dalam rantai pasokan software tahun 2017. Hal ini berarti ada satu serangan setiap bulan, dibandingkan dengan empat serangan pada tahun sebelumnya.

Dan Indonesia juga termasuk salah satu dari 10 negara yang paling sering memblokir mobile malware tahun 2017. Hal tersebut terjadi karena membajak pembaruan software memberi penyerang pintu masuk untuk menyusup ke jaringan yang dijaga ketat.

Mobile Malware Terus Melonjak

Symantec menemukan fakta bahwa ancaman di ranah seluler juga terus bertambah dari tahun ke tahun, termasuk jumlah varian mobile malware baru yang meningkat hingga sebesar 54 persen.

Bahkan karenanya, Symantec harus memblokir rata-rata 24.000 aplikasi mobile berbahaya setiap hari pada tahun lalu. Dan jika sistem operasi yang lama terus digunakan, masalah ini menjadi semakin parah.

Penjahat Siber Yang Paham Bisnis Menetapkan Harga Ransomware Demi Keuntungan

Profitabilitas dari ransomware menyebabkan pasar menjadi ramai, yang menurunkan biaya tebusan rata-rata menjadi US$522 dan menandakan bahwa ransomware telah menjadi komoditas pada tahun 2017.

Oleh karena itu, sebagai alternatifnya banyak kelompok penjahat siber mengalihkan fokus mereka ke penambangan koin untuk mendapatkan banyak keuntungan tatkala nilai cryptocurrency tinggi.

Meskipun demikian, jumlah varian ransomware tetap meningkat hingga 46 persen, yang menandakan bahwa kelompok penjahat siber tidak banyak berinovasi, tapi masih sangat produktif.

  • Editor: Wicak Hidayat
TAGS
LATEST ARTICLE

Tips Hemat Naik Pesawat

berikut tips agar bisa lebih hemat naik pesawat domestik di Indonesia!

Selasa, 9 April 2024 | 11:39 WIB