ASEAN Sepakati Kerjasama Hadapi Industry 4.0

Oleh: Ana Fauziyah
Senin, 29 Januari 2018 | 14:52 WIB
Menghadapi revolusi industri keempat atau Industry 4

Menghadapi revolusi industri keempat atau Industry 4.0,  negara-negara anggota ASEAN telah sepakat melakukan kerja sama ekonomi yang komprehensif terutama di sektor-sektor manufaktur antara lain industri otomotif, elektronika, makanan dan minuman, serta textile clothes footwear (TCF).

Hal ini disampaikan oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto seusai melakukan pertemuan multilateral dengan delegasi negara-negara ASEAN di sela kegiatan World Economic Forum (WEF) 2018 di Davos Swiss, Sabtu (27/1).

Diungkapkan oleh Menperin, pada empat sektor yang sedang dipacu bersama negara-negara ASEAN tersebut, daya saing industri Indonesia dinilai cukup kompetitif. Misalnya sektor industri elektronika yang menunjukkan kinerja yang cukup positif. 

Hingga tahun 2016, terdapat 23 Electronics Manufacturing Service (EMS), 42 merek dan 37 pemilik merek baik global maupun nasional, dengan total nilai investasi sebesar Rp7 triliun dan menyerap tenaga kerja sebanyak 13 ribu orang.

Untuk mendukung sektor tersebut, Kementerian Perindustrian memfasilitasi pembangunan Techno Park di sejumlah wilayah di Indonesia, seperti Bandung Techno Park, TohpaTI Center di Denpasar, Inkubator Bisnis IKITAS di Semarang, Makassar Techno Park di Makassar, dan Pusat Desain Ponsel di Batam.

“Ini merupakan wadah penghubung antara pihak akademisi, industri dan pemerintah yang dapat menumbuhkan dan membina startup dalam negeri di bidang teknologi informasi dan komunikasi, terutama animasi, software, dan games,” papar Airlangga.

Pada era Industry 4.0, sektor industri mengimplementasikan otomasi dalam proses produksinya, yaitu melalui pemanfaatan tenaga robotik yang terhubung dengan internet dalam pengoperasiannya. Menperin meyakini ASEAN akan menjadi kawasan yang mampu memimpin sebagai future of production, dengan basis internet of everything sabagai infrastruktur utamanya. “Ini lantaran ASEAN memiliki potensi pada pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil,” pungkasnya.