Memasuki 2018, Inilah 8 Tren Marketing di Asia

Oleh: Ana Fauziyah
Selasa, 2 Januari 2018 | 07:26 WIB
Memasuki tahun 2018, banyak perusahaan pasti ingin memprediksi lanskap bisnis di tahun ini

Memasuki tahun 2018, banyak perusahaan pasti ingin memprediksi lanskap bisnis di tahun ini. Kemunculan banyak startup berbasis teknologi menjadi fenomena dan penggunaan teknologi telah menjadi bagian dari strategi marketing. Asia Marketing Federation (AMF) menyimpulkan delapan poin utama yang akan menjadi tren marketing 2018 disarikan dari keterangan resminya (Selasa, 02/01) sebagai berikut:

1. Digital dan IoT memberi dampak besar pada marketing

Dampak teknologi akan semakin kuat dan luas di setiap aspek bisnis serta di beberapa wilayah kompetensi kerja. Teknologi juga akan menjadi media yang kuat dalam mendukung bisnis consumer to consumer melalui pasar internet dan akan memberikan kemampuan personalisasi serta kustomisasi kepada setiap individu dengan lebih baik.

Teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) juga akan menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan, namun hebatnya mampu mengurangi biaya di waktu yang sama. Pemasaran yang semakin digital akan membuat para pelaku di dunia ini semakin meningkatkan kompetensi mereka di dunia IT.

2. Integrasi entrepreneurship dan marketing tidak terhindarkan

Kewirausahaan akan memainkan peran yang lebih penting dalam pemasaran untuk mencapai kesuksesan bisnis melalui penciptaan produk, pasar, serta diversifikasi yang disempurnakan. Pemasaran tidak akan berfungsi secara efektif tanpa berwirausaha dan begitu juga sebaliknya. Banyak perusahaan akan mengadopsi pendekatan ini untuk lebih proaktif dalam lanskap bisnis yang sangat dinamis dan memastikan bahwa mereka dapat memperoleh manfaat dari sikap mengambil berbagai risiko.

3. Pengaruh online dan sosial media pada generasi muda tidak terhentikan

Platform online dan media sosial akan terus menjadi lebih kuat dalam mendukung bisnis dalam berbagai sektor dan skala. Kehadiran media sosial yang komprehensif menjadi strategis bagi perusahaan untuk tetap berada di depan era persaingan tanpa batas. Pada saat pembuatan keputusan, generasi Y dan Z benar-benar dipengaruhi oleh media sosial, yang sejalan dengan berkembangnya dunia konten marketing.

Platform e-commerce pun akan semakin populer di kalangan anak muda, mendorong para pemasar untuk mendengarkan suara mereka dengan serius dan hadir dalam bentuk distribusi secara digital. Startup atau UKM yang telah hadir secara online akan mendapatkan keuntungan kompetitif dalam bersaing merebut pasar.

4. Perusahaan kian fokus pada return-on-marketing (ROM)

Di era super kompetitif ini, efisiensi menjadi faktor penting dalam memastikan perusahaan mampu meraup profit yang sesuai. Kehadiran sistem analisis marketing yang lebih canggih dengan kehadiran big data, menyediakan wawasan dinamis tentang preferensi pelanggan yang sedang tren sampai ke tingkat individu. Hal ini diharapkan dapat memberikan 'hit rate' yang lebih tinggi dan membuat pengeluaran dari sisi marketing lebih memiliki benefit dengan hasil setimpal. Ini akan menjadi dasar pengambilan keputusan yang tepat untuk mencapai efisiensi dan efektivitas tertinggi dari semua program pemasaran.

-

5. Pasar halal kian membesar

Permintaan akan produk dan layanan bersertifikasi muslim dan halal--mulai dari kategori seperti makanan, produk kecantikan, fashion, pariwisata, perbankan, dan lain-lain--semakin tinggi di Asia. Hal ini sebagian disebabkan oleh daya beli muslim yang lebih kuat di wilayah Melayu dengan populasi sekitar 60% muslim, plus sebagian wilayah India dengan populasi 30% muslim. Tidak heran sertifikasi halal menjadi sangat penting dibanding sebelumnya.

6. Customer experience semakin menjadi kunci

Kualitas baik menjadi sangat umum sehingga customer experience atau pengalaman pelanggan lewat semua customer touchpoint adalah cara baru untuk membuat konsumen kembali lagi sehingga loyalitas semakin kuat. Dari semua pendekatan konvensional, customer experience berbasis digital di semua level bisnis akan semakin penting untuk meningkatkan brand experience.

7. Fintech berkembang dengan semakin majunya cashless society

Sebagian besar negara bersiap untuk transisi menuju cashless society. China serta Jepang dan Korea Selatan sudah ada di depan dalam hal sistem pembayaran digital, meninggalkan negara-negara Asia lain di belakangnya. Ketersediaan transaksi online yang mudah dan aman serta mobile payment gateway menjadi biasa di kota-kota besar di Asia sehingga layanan keuangan berbasis mobile diharapkan bisa terus berkembang.

Kehadiran fintech yang juga berkolaborasi dengan perbankan konvensional akan menjadi lebih kuat di tahun-tahun mendatang dan mungkin sangat mendisrupsi sistem perbankan konvensional yang ada, memaksa bank untuk meninjau kesiapan digital mereka agar dapat melayani pasar dengan lebih baik. Popularitas dari mata uang digital atau cryptocurrency juga semakin naik daun karena masyarakat peminat mata uang tersebut kian massal.

8. Jumlah entrepreneur muda meningkat

Semakin banyak orang muda, termasuk yang baru lulus kuliah, masuk ke bisnis startup, membangun usaha pemula di berbagai bidang, difasilitasi oleh meningkatnya jumlah coworking space, akses terhadap informasi (via internet), dan kemudahan akses pasar via online. Para startup ini, dalam hal apa yang ditawarkan dan bagaimana menawarkannya, juga diharapkan dapat mempraktikan pendekatan lebih kreatif dan inovatif.