Go-Jek Ancang-Ancang Melantai di Bursa Saham

Oleh: Desy Yuliastuti
Jumat, 29 Desember 2017 | 04:11 WIB
Chief Executive Officer (CEO) Gojek Indonesia, Nadiem Makarim mengatakan Go-Jek terus berencana melakukan ekspansi, salah satunya dengan menjadi perusahaan publik

Chief Executive Officer (CEO) Gojek Indonesia, Nadiem Makarim mengatakan Go-Jek terus berencana melakukan ekspansi, salah satunya dengan menjadi perusahaan publik.

“Kami sedang memikirkan untuk IPO (Initial Public Offering), semoga dalam beberapa tahun ke depan," katanya Nadiem dalam acara Year Ahead Asia Conference yang diselenggarakan Bloomberg pada 6 Desember 2017 lalu.

Rencana ini, menurut Nadiem, dilakukan untuk memperluas layanan Go-Pay di Indonesia. Namun, ia tak menyebutkan secara spesifik kapan Go-Jek akan melepas saham dan di busrsa saham mana.

Tak hanya itu, Gojek yang didukung oleh investor, termasuk KKR & Co dan Warburg Pincus LLC, akan mengembangkan layanan pembayaran digital Go-Pay pada 2018 sebagai prioritas utama.

"2018 akan menjadi tahun Go-Pay," katanya, menambahkan bahwa fokusnya adalah untuk memperluas mitra di Indonesia sehingga dompet digitalnya dapat diterima oleh pedagang online dan offline di untuk menciptakan cashless society,

“Kami ingin melihat orang-orang Indonesia berjalan-jalan, mengambil Go-Jek untuk moda transportasi keliling kota tanpa memikirkan apakah mereka bawa dompet atau tidak,” tambahnya.

Persaingan Ketat

Persaingan dalam layanan pembayaran digital terbilang sengit. Salah satu yang head to head dengan Go-Pay adalah Grab karena menjalankan bisnis serupa lewat Grab Pay. Namun, Nadiem tak khawatir dan optimis Go-Pay akan meraup untung di tengah persaingan.

Go-Pay memang diuntungkan karena telah mendapat lisensi e-money dari Bank Indonesia. Sementara pesaing lain yang memiliki layanan e-money , seperti TokoCash milik Tokopedia, GrabPay Credits milik Grab, dan layanan BukaDompet milik Bukalapak, justru terganjal karena belum memiliki lisensi tersebut.

Namun, Nadiem mengakui tantangan terbesarnya adalah tidak memiliki SDM yang cukup untuk mengakuisisi ambisi-ambisi Go-Jek.

“Dulu tantangan kami adalah kompetisi, tapi sekarang sudah tidak,” kata dia.

Keseriusan Go-Jek untuk memperkuat layanan Go-Pay juga ditunjukkan dengan meminang tiga startup fintech, yakni Kartuku,Midtrans dan Mapan beberapa waktu lalu. Tampaknya cita-cita menjadikan Go-pay sebagai alat pembayaran berbagai merchant di luar aplikasi Go-Jek akan segera terwujud.