Riset Gfk: 58% Responden Membeli Smartphone Karena Iklan di Media Sosial

Oleh: Nur Shinta Dewi
Jumat, 13 November 2020 | 11:32 WIB

Gfk lembaga riset pasar global ternama, baru-baru ini mengeluarkan studi barunya dan mencatat iklan facebook memainkan peran penting. Konsumen di India, Indonesia, Inggris, dan UEA menilai iklan Facebook sebagai media teratas dalam mempengaruhi keputusan pembelian Smartphone mereka hingga 58%.

Sebelumnya, Market Intelligence GfK (Point Of Sales Tracking) menunjukkan bahwa pasar smartphone global telah menurun dari tahun ke tahun.

Data GfK melaporkan penurunan enam persen setiap tahunnya dalam penjualan smartphone global  dengan titik terendah -37%. Namun sejak pandemi, pembelian smartphone kembali pulih. Beberapa pasar bahkan sudah mulai menunjukkan kinerja positif, seperti Rusia (14%), Brazil (9%) dan Indonesia (8%).

“Permintaan konsumen kembali karena kebutuhan ekonomi dan seruan untuk kembali ke keadaan  mendorong negara-negara keluar dari lockdown. Data GfK menunjukkan bahwa penjualan smartphone global telah mencapai titik terendah dan terus pulih," kata Karthik Venkatakrishnan, Regional Leader, Marketing and Consumer Intelligence, GfK Asia.

Studi yang dilakukan oleh GfK untuk mendapatkan pemahaman tentang pembeli smartphone dan peran iklan dalam perjalanan konsumen. Lebih dari 10.500 pengguna smartphone di survey di tujuh pasar - India, Indonesia, Brazil, Spanyol, Rusia, Inggris Raya, dan Uni Emirat Arab.

GFK Marketing Mix Modelling norms menunjukkan bahwa media dan aktivitas promosi sangat penting untuk mendorong penjualan. Sekitar 14% penjualan didorong oleh efek langsung dari brand’s marketing mix.

“Meskipun tidak dapat dihindari bahwa beberapa konsumen mungkin menganggap iklan mengganggu, intinya adalah bahwa mayoritas konsumen secara sadar atau tidak sadar membiarkan iklan mempengaruhi proses pengambilan keputusan mereka ketika membeli smartphone,” kata Karthik Venkatakrishnan.

Efek iklan dalam mendorong niat membeli paling tinggi seperti di India dan Indonesia, di mana lebih dari 60 % mengutipnya sebagai pemicu pembelian. Bahkan di Eropa dan Rusia, lebih dari 40 persen juga mengatakan hal yang sama.

Berikut 2 Hal yang harus diperhatikan produsen Smartphone dalam pemasaran:

Citra Merek
Marketing Mix Modelling norms menemukan bahwa branding dapat mendorong penjualan sekitar 16 persen dari total penjualan.

Contohnya produsen Smartphone China yang sukses membuat citra merek mereka dengan hasil gambar yang baik. Secara keseluruhan, 36 persen konsumen telah memilih merek China sebagai merek yang paling mereka sukai. Persentase ini tertinggi di India (53%), Rusia (49%) dan Indonesia (43%). Hal tersebut didorong oleh efek kumulatif dari pemasaran merek yang dibangun dari waktu sebelumnya.

Penggunaan Media
Selain melihat efek pencitraan merek, Marketing Mix Modelling norms GfK juga menyoroti efisiensi media yang digunakan. Efek langsung media digital memiliki ROI 4,3x lebih baik dari media tradisional. ROI ini dipimpin oleh media sosial yang 10x lebih baik dari media tradisional.

“Karena pandemi telah mengubah dunia kita secara drastis, pemasar perlu memikirkan kembali strategi pemasaran mereka untuk menjangkau konsumen secara lebih efektif. Studi ini menyoroti pentingnya memanfaatkan Marketing Mix Modelling untuk lebih memahami keefektifan pemasaran lintas saluran konsumen,” kata Bryan Wang, Director, Marketing Science, Greater China, Facebook.

Karthik Venkatakrishnan, Pemimpin Regional, Pemasaran dan Intelijen Konsumen, GfK Asia mengatakan studi ini menemukan jika media sosial memainkan peran penting dalam prosesnya. Oleh sebab itu produsen smartphone harus melihat sekitar dan kebiasaan pengguna smartphone.