#DIGIMAESTRO 4 Identifikasi Karyawan Dalam Memimpin Perubahan

Oleh: Nur Shinta Dewi
Senin, 14 September 2020 | 10:33 WIB

Menabung pengetahuan dimasa yang tidak pasti tentu sedang diterapkan para leader saat ini. Maestro Melalui Live Streamingnya, selalu memberi insight mengenai business development. Baru-baru ini, Managing Director Maestro, Handoko Wignjowargo, berbagi insight mengenai “Memimpin Perubahan”.

Dalam openingnya ia menyebutkan “the only thing that doesn't change is change itself”, satu-satunya hal yang tidak berubah adalah perubahan itu sendiri. Menghadapi new normal, seorang leader harus siap melakukan perubahan, bukan menunggu keadaan kembali normal seperti sebelum terjadi pandemi. Jika seorang pemimpin sudah mampu bertekad melakukan perubahan, tantangannya adalah bagaimana pemimpin mengidentifikasi organisasi untuk bersama memimpin perubahan?

Handoko memetakan karakteristik karyawan dalam 4 bagian, Willingness (Mau), Not Willing (Tidak mau), Ability (kesanggupan), dan Not Ability (Tidak sanggup) yang dibagi menjadi beberapa warna merah, hijau, abu-abu, dan kuning. 4 warna ini menentukan hasil dalam kesiapan perusahaan melakukan perubahan.

Hijau (Willing & Able)
Jika perusahaan ingin mengajak semua jajaran ke new normal, maka pemimpin harus bisa merubah  cara berpikir, cara kerja, dan lainnya ke semua jajaran. Dalam pemetaan ini, yang paling mudah diajak untuk menjadi bagian memimpin perubahan di masa new normal adalah kelompok hijau.

Tidak ada yang perlu dikhawatirkan jika karyawan sudah ada pada kelompok yang mau dan mampu untuk melakukan perubahan. Bahkan jika leader bisa membawa seluruh jajaran pada kelompok ini maka perusahaan akan memimpin perubahan pada masa pasca pandemi.

Merah (Willing & Not Able)
Kelompok yang warna merah, memiliki ketertarikan kepada perubahan namun mereka tidak ada kesanggupan. Untuk karyawan yang seperti ini perusahaan hanya perlu memastikan bagaimana merubah pola pikir mereka yang tadinya tidak sanggup menjadi sanggup. Lalu kelompok mana yang paling berbahaya?

Abu-abu (Not Willing & Able)
Kelompok yang paling berbahaya adalah kelompok abu-abu. Kelompok ini bisa menjadi kelompok yang menjadi beban dan provokator di dalam perusahaan atau organisasi. Alasannya, karena pada kelompok ini, karyawan memiliki kecenderungan sanggup namun tidak mau. Ketidakmauan yang muncul dari nurani ini bisa membawa seseorang untuk memprovokasi kelompok kuning dan merah, bahkan kelompok hijau.

Perusahaan yang ingin memimpin perubahan harus mampu merubah pola pikir kelompok ini. Pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui “mengapa” mereka tidak mau, baru menentukan “bagaimana” merubah pola pikir mereka. Perusahaan tidak harus membinasakan kelompok ini, namun perlu menjadi provokator yang lebih handal untuk mengubah pola pikir mereka untuk menikmati perubahan.

Kuning (Not Willing & Not Able)
Untuk kelompok kuning, perusahaan hanya perlu mengajak karyawan yang tidak mau dan tidak sanggup menjadi mau dan sanggup. Bagaimana caranya? Ajak dan berikan kemudahan mereka dalam belajar. Jika hanya melalui kata-kata, kelompok ini akan sulit menerima. Namun jika diberi suatu fasilitas, misalnya fasilitas belajar, kelompok ini dapat dengan mudah menerima perubahan.

Itulah 4 identifikasi karyawan yang harus dipahami oleh pemimpin perusahaan. Jangan sampai perusahaan memutuskan sikap sebelum memahami bagaimana keinginan karyawan. Jika, seorang pemimpin sudah mampu memantapkan perubahan dalam segala aspek, maka perusahaan akan mampu memimpin perubahan di masa new normal dan pasca pandemi.