#DIGIMAESTRO - Tips Dan Peluang Usaha Pada Masa PSBB Transisi

Oleh: Nur Shinta Dewi
Selasa, 16 Juni 2020 | 11:56 WIB

Webinar Maestro 'Resilience In Turbulence: bertahan di tengah badai' memberikan insight dari beberapa pelaku usaha seputar peluang usaha untuk  bertahan di masa krisis ini.

Pada pembukaan acara ini, ada kutipan yang menarik dari salah satu dekan fakultas Universitas Tarumanegara, Sarwidji Widoatmodjo.

"Jika jadi entrepreneur jadilah produsen, namun jika jadi konsumen, jadilah konsumen yang cerdas dengan mencintai produk Indonesia.”

Kalimat ini jelas memberi 2 pilihan, ingin menjadi entrepreneur atau konsumen? Tidak ada yang salah dalam keduanya, namun ada makna dalam yang terbungkus dalam satu kalimat, yaitu empati.

Salah satu pembicara, CEO Online Pajak Mulia Dewi Karnadi, menjelaskan untuk bertahan hidup, bukan hanya kreatifitas saja yang dibutuhkan seorang entrepreneur namun juga rasa empati.

"Empati yang dibutuhkan disini bukan hanya didalam ruang lingkup internal atau rumah, namun juga ke customer, bagaimana kita tahu kebutuhan mereka dan jangan terlalu memaksakan apa yang menjadi kebutuhan kita," katanya.

Jadi apapun rencana untuk bertahan hidup di masa krisis ini, entrepreneur harus bisa menjadi produsen yang tau kebutuhan masyarakat, dan sebagai konsumen harus tetap tanamkan rasa empati dengan membeli produk Indonesia, untuk membantu UMKM mempertahankan usahanya.

Menyambut New Normal, tentu banyak masyarakat dan leader mengulang lagi strategi bisnis dan inovasinya. Walaupun PSBB telah dilonggarkan, namun masyarakat cenderung masih rajin menabung dan hanya membeli barang primer hingga wabah COVID-19 benar-benar mereda.

Merangkum sesi Webinar Maestro, berikut sektor yang masih menjadi pemenang di masa pandemi COVID-19.

Jasa Logistik
Peluang pertama, hadir dari jasa logistik. Jasa pendukung layanan bisnis usaha in home delivery service ini meningkat seiring dengan diberlakukannya physical distancing dan protokol belanja online. Menuju New Normal, jasa logistik dilihat masih menjadi solusi untuk memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan.

Bagi masyarakat yang ini memulai usaha jasa logistik, mungkin bisa menambah tabungan di masa krisis ini dengan cara yang lebih sederhana. Mungkin bisa dengan membuka jasa kurir pribadi di lingkungan rumah, atau memanfaatkan kendaraan milik pribadi, untuk disewa kepada orang yang perlu pergi ke kantor namun takut menaiki kendaraan umum, gunakan tarif mingguan atau harian sesuai kesepakatan bersama.

Jasa telekomunikasi
Aktivitas Work From Home dan belajar dari rumah, mengharuskan pengguna menggunakan kuota data ataupun Wifi. Bisnis provider atau jual paket data, bisa dimanfaatkan di masa pandemi saat ini.

Elektronik
Seiring protokol diharuskannya masyarakat untuk dirumah saja, membuat banyak orang berbondong mencari barang elektronik, karena banyaknya sumber hiburan baru yang dapat ditemukan dari internet. Namun hal ini, tidak menutup kemungkinan, masih menjadi kebiasaan saat new normal mulai diberlakukan.

Makanan dan minuman
Kebutuhan primer masih berpeluang dengan bantuan layanan pesan antar. Usaha ini menjadi usaha yang sangat berpeluang, seiring diberlakukannya PSBB dan cenderung tidak sempat/malas masak karena sibuk dengan Work From Home. Usaha makanan dan minuman bisa di sulap dengan bentuk bekal. Peluang ini bisa dicoba seiring menyambut PSBB masa transisi atau New Normal.

Kimia, Farmasi dan Alat Kesehatan
Peluang usaha ini meningkat seiring banyaknya orang yang peduli dengan kesehatan mereka. Obat-obatan, masker, alat kebersihan dan vitamin menjadi produk utama yang sangat berpeluang. Seiring dengan dibukanya pusat perkantoran, orang akan mulai rajin melindungi diri dengan produk-produk kesehatan.

Tekstil dan produk tekstil
Sektor ini sangat berpeluang untuk melakukan diversifikasi produk seperti APD dan Masker. Pelaku usaha yang sudah terjun di dunia tekstil ada kalanya ikut meringankan usaha pemerintah dengan menjual produk APD dan Masker untuk masyarakat.

Pada sesi webinar ini, Jongki D. Widjaja Assurance Partner Ernst & Young dan Head of SGM & IPO Jakarta, juga memberi gambaran jika venture capital saat ini sangat teliti dalam memilih startup. Dibutuhkan startup yang kreatif, punya ide inovatif dan original, serta manajemen yang memumpuni.

Venture capital cenderung memilih startup yang bisnisnya sudah berjalan sebelumnya, maka dari itu peluang bisnis tradisional untuk go to startup dengan inovasi yang baru, dapat dicoba pada kesempatan kali ini.

Jongki juga memberi contoh, jasa salon online dan petshop online menjadi peluang usaha yang menarik di masa pandemi ini.

Fetty Kwartati Director of Retail PT. Sarinah Indonesia, juga memberi gambaran entrepreneur untuk mengembangkan ide atau bisnis lamanya menjadi sesuatu inovasi yang baru.

“Old is the new, Local is the New”

Bagaimana pun, kita tidak bisa menghilangkan cerita dibalik sebuah sejarah, itulah yang menjadi nilai baru untuk mengembangkan produk lama, dengan bungkus yang baru.