Gaess... Saatnya Beralih ke Dompet Digital!

Oleh: Alfhatin Pratama
Selasa, 12 Maret 2019 | 09:30 WIB
Pembayaran Digital (shutterstock)

Setelah merambah ke warung-warung makan kecil dan platform online seperti Loket.com, The Body Shop, Sociolla, Hijup, dan Rollover Reaction, Adidas. Go-Pay, kembali melebarkan sayapnya. Platform milik grup Go-Jek ini menggandeng The FoodHall, supermarket dari MAP Group menjadi mitranya.

"Kami ingin kemudahan dan kenyamanan transaksi non-tunai dapat dimanfaatkan oleh lebih banyak orang, termasuk dalam berbelanja. Kerja sama kami dengan berbagai rekan usaha diharapkan agar masyarakat luas dapat semakin terbiasa memanfaatkan metode pembayaran non-tunai yang aman dan mudah," kata Budi Gandasoebrata, Managing Director Go-Pay.

Budi menjelaskan, The FoodHall merupakan mitra strategis Go-Pay karena menjangkau masyarakat urban sebagai pelanggan yang cepat beradaptasi dengan teknologi. Hal ini diharapkan dapat turut meningkatkan jumlah penggunaan dompet digital sebagai metode pembayaran.

Baca juga: Smartphone Potensi Kunci Pembayaran Digital

Pakai Go-Pay untuk bayar apa saja (shutterstock)
"Kerja sama antara Go-Pay dan The FoodHall ini merepresentasikan upaya kami sebagai supermarket dalam mendorong penggunaan transaksi digital di tengah masyarakat. Hal tersebut kami lakukan dengan mengintegrasikan teknologi digital dengan pengalaman berbelanja sehari-hari para pengunjung,” ujar Sintia Kolonas, CEO The FoodHall Supermarket.

Sintia menambahkan, para pelanggannya terutama di kota-kota besar seperti Jakarta terus mencari pilihan metode pembayaran yang lebih mudah dan aman, sehingga tren metode pembayaran non-tunai pun juga ikut meningkat.

Pembayaran non-tunai menggunakan Go-Pay diseluruh outlet The FoodHall di Indonesia sudah dapat dilakukan sejak 8 Maret 2019. Selama Maret 2019 ini, pelanggan The FoodHall yang bertransaksi dengan Go-Pay akan mendapatkan cashback langsung 15%.

Sementara itu, menurut laporan Fintech 2018 dari DailySocial, Go-Pay disebut sebagai uang elektronik yang paling banyak digunakan di Indonesia.

Mmm... yuk beralih ke dompet digital!

Baca juga: Suntik Dana USD 182 Juta, LINE Perluas Bisnis Digital Payment