eSports Raup Rp 13 Triliun dari Indonesia, Kamu Sudah Main?

Oleh: Alfhatin Pratama
Rabu, 31 Oktober 2018 | 16:15 WIB
Ilustrasi E-Sport (Shutterstock)

Era digital membuat olahraga tidak sekadar aktivitas fisik yang melibatkan seluruh anggota tubuh, kegiatan yang dilakukan di ruang terbuka di bawah sinar matahari, atau kegiatan di ruang tertutup yang menguras keringat. Gempuran teknologi yang masif memaksa dunia olahraga untuk berkembang. Salah satu fenomena global yang muncul sejak tahun 2000-an adalah Olahraga Elektronik atau Electronic Sport, yang biasa disebut Esports.

Berbeda dengan kompetisi olahraga pada umumnya, Esports menggunakan media video games untuk melakukannya. Dalam konferensi iDEAFEST di Jakarta (28/10), Giring Ganesha, Presiden Indonesia Esports Premiere League (IESPL), mengatakan, "Tyler Ninja Blevins, atlit Esports dunia, menduduki peringkat pertama sebagai atlit yang paling banyak dibicarakan di media sosial. Cristiano Ronaldo, atlit sepakbola, menduduki peringkat kedua. Merek internasional seperti Subaru, Audi, Red Bull juga sudah merambah ke Esports. Bayangkan, bagaimana masa depan Esports?"

Mantan vokalis band Nidji ini juga memaparkan hasil penelitian tentang The Indonesian Gamer tahun 2017 yang dilansir oleh New Zoo. Indonesia menempati posisi ke-16 pasar Esports dunia dengan jumlah game revenue mencapai USD 879,7 Juta (sekitar Rp 13 triliun). "Dari mana aja sih, pendapatan untuk industri ini? Ya, contohnya dari kalian yang beli game voucher atau yang beli skin buat yang suka main mobile legends," tambahnya. 

Baca juga: Ekspansi Industri Game Mobile Berteknologi Blockchain

Giring Ganesha, President of Indonesia Esport Premiere League (IESPL)

Berdasarkan penelitian yang dilansir oleh New Zoo, Indonesia memilki 43,7 Juta gamer, 56% diantaranya adalah laki-laki, dan 26%-nya berusia 21-35 tahun. 45% gamer Indonesia merupakan Cross-Platform-Gamers (Gamer yang tidak hanya bermain pada satu platform, seperti game console, personal computer, atau smartphone, tapi juga ketiganya).

Calon anggota DPR itu juga menjelaskan alasan Indonesia dan para pelaku bisnis harus memperhatikan dan mulai mengembangkan industri Esports. Menurutnya ada 3 alasan yang mendasarinya.

Pertama, teknologi membuat semuanya mudah. Dahulu, orang harus memiliki komputer  canggih berharga mahal untuk bermain games, tapi sekarang sudah ada smartphone dengan harga yang lebih terjangkau. Permainan bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja.

Kedua, sekarang bermain game tidak hanya dilakukan sendiri (single player) tapi bisa dilakukan beramai-ramai (multi player). Hal ini membuat video games semakin diminati masyarakat.

Ketiga, menonton kompetisi Esports sudah menjadi pilihan bagi masyarakat dan Pemerintah pun mendukung adanya ekosistem Esports di Indonesia.

Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, main Esports!

Baca juga: Game Gratis Bisa Jadi Mesin Bisnis