Ditinggal Pendirinya, Bagaimana Nasib Instagram?

Oleh: Alfhatin Pratama
Sabtu, 29 September 2018 | 17:05 WIB
Ilustrasi Instagram (Shutterstock)

Tahun 2012, Kevin Systrom dan Mike Krieger menjual Instagram kepada Facebook. Tidak sedikit penggemar setia media sosial untuk berbagi foto ini khawatir. Mereka ingin mengetahui tentang apa yang akan terjadi dengan aplikasi kesayangan mereka ketika berada di bawah sayap media sosial raksasa. Tetapi, tak satu pun dari kekhawatiran mereka terwujud.

Sekarang, kedua Co-Founder media sosial yang diluncurkan tahun 2010 itu telah mengundurkan diri. Mereka mengumumkan bahwa mereka akan pergi  dengan penjelasan yang samar-samar. Beberapa kekhawatiran yang sama kembali datang dari para penggemar setia Instagram. Apakah Instagram akan menghilang? Bermasalah dengan banyaknya iklan? Mencuri data pribadi untuk kepentingan perusahaan? Atau tidak lagi terlihat inovatif?

Apakah Instagram akan menjadi Facebook versi lainnya?

"Ini mungkin tantangan yang lebih besar bagi Facebook daripada yang disadari oleh banyak orang," kata Omar Akhtar, seorang analis di perusahaan riset teknologi Altimeter. Ia menambahkan, “Instagram adalah satu-satunya platform yang berkembang. Dan banyak orang tidak perlu membuat koneksi antara Instagram dan Facebook”. 

Instagram hanya memiliki 31 juta pengguna ketika Facebook membelinya seharga USD 1 Miliar. Sekarang, memiliki satu miliar pengguna, bayangkan! Walaupun memiliki fitur iklan otomatis, pengguna Instagram masih dapat mengendalikannya dibandingkan dengan Facebook. Akhir-akhir ini pertumbuhan Facebook mulai melambat dan Wall Street telah mendorong mereka untuk menemukan cara baru meningkatkan pendapatan.

Baca juga: Founder Instagram Hengkang, Ada Apa Ya?

Ilustrasi Instagram dan Facebook (shutterstock)

CEO Facebook Mark Zuckerberg telah lama melihat Instagram merupakan perusahaan yang menjanjikan. Pada saat itu, akuisisinya merupakan akuisisi terbesar Facebook. Instagram juga merupakan startup pertama yang diizinkan oleh Facebook untuk beroperasi dominan secara mandiri.

Instagram tidak hanya menjangkau 1 miliar pengguna lebih cepat daripada perusahaan induknya. Tetapi, juga berhasil mengkloning fitur "Story" milik Snapchat menjadi "Instagram Story". Hal  ini, memberikan  pukulan telak bagi Facebook yang berulang kali gagal memiliki fitur tersebut. Dalam media sosial ini juga mulai hadir fitur video berdurasi panjang "Instagram TV" untuk menantang YouTube. 

Selain itu, pada bulan Juni 2018, Instagram baru saja meresmikan kantor baru mereka di New York, Amerika Serikat. Padahal, satu bulan sebelumnya mereka telah sukses meresmikan kantornya di San Francisco. 

Tampilan Instagram yang sederhana memungkinkan untuk tetap menjadi media sosial favorit lebih lama, walaupun berada di bawah perusahaan raksasa. Instagram menjadi tempat pengguna untuk bersantai, meluangkan waktu, dan memanjakan mata. Seperti, melihat koleksi foto dan video tentang alam, travelling, kekeluargaan, dan foto bayi close-up.

Baca juga: Instagram Akan Bikin Aplikasi eCommerce?

Ilustrasi Instagram di Playstore (shutterstock)

Apakah Instagram benar-benar akan berubah?

Omar mengatakan bahwa Mark Zuckerberg pasti mengetahui Instagram sangat potensial. "Dia tahu bahwa sebagian besar popularitas Instagram adalah terpisah dari Facebook. Mark pasti akan meyakinkan pengguna bahwa apa yang mereka sukai tentang Instagram tidak akan berubah dan berintegrasi dengan Facebook", tambahnya.

Meskipun Kevin Systrom dan Mike Krieger tidak mengatakan dengan jelas mengapa mereka pergi, keputusan mereka mengingatkan jagat dunia maya pada Jan Koum.  Ia adalah CEO Whatsapp yang mengundurkan diri pada akhir bulan April 2018. Beberapa tahun sebelumnya, CEO media sosial chatting,  voice call, dan video call ini pernah mengatakan akan mengambil sikap jika dorongan Facebook untuk meningkatkan laba berisiko mengorbankan elemen inti layanan WhatsApp, seperti privasi  pengguna. Ketika Facebook mulai mendorong lebih keras untuk berintegrasi dan mendapatkan laba lebih banyak, Jan mengundurkan diri.

Apakah yang dihadapi pada CEO Whatsapp juga terjadi pada dua Co-Founder Instagram, Omar belum menganalisisnya lebih lanjut. Yang terpenting, menurut Omar, jangan sampai Instagram kehilangan faktor keren yang dimilikinya. Jika faktor tersebut menghilang, para pengguna pun akan pergi meninggalkannya.