Gini Lho, Cara IoT Merevolusi Industri Logistik

Oleh: Aulia Annaisabiru Ermadi
Senin, 10 September 2018 | 08:30 WIB
Ilustrasi IoT dalam Bisnis Logistik (Shutterstock)

DB Schenke, perusahaan penyedia jasa transportasi dan logistik dari Deutsche Bahn, Jerman dan Cisco, perusahaan asal Amerika yang bergerak di bidang telekomunikasi bekerjasama merevolusi industri logistik dengan IoT. Dua perusahaan ini, bekerjasama dengan e-commerce dan penyedia layanan omni-channel, berkolaborasi untuk mengeksplor peran Internet of Things (IoT) untuk membantu menyederhanakan supply chain.

Gartner, perusahaan riset teknologi informasi asal Amerika mengatakan bahwa IoT adalah jaringan obyek fisik yang memiliki teknologi untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan internal dan eksternal. IoT dapat merevolusi supply chain dengan memungkinkan pelacakan aset, meningkatkan manajemen inventaris hingga memaksimalkan kinerja karyawan. IoT juga berpotensi untuk mengubah cara barang disimpan, dimonitor, diangkut dan dikirimkan ke pelanggan.

Beberapa tahun terakhir, IoT memiliki peran besar dalam mempertahankan dan mengembangkan bisnis logistik. Pada tahun 2015, sudah ada sekitar 15,4 miliar perangkat yang terhubung. Menurut IHS Markit, penyedia informasi global daari Inggris, angka ini akan tumbuh menjadi 30,7 miliar pada 2020 dan 75,4 miliar pada 2025. Pada tahun 2016, pengeluaran global untuk IoT di seluruh pasar dunia mencapai USD 737 miliar dan diprediksi IDC (International Data Corporation) pada tahun 2020 mencapai USD 1,29 triliun dengan CAGR (Compound Annual Growth Rate atau Laju Pertumbuhan Majemuk Tahunan) sebesar 15,6%.

Baca juga:Iruna Ajak Perusahaan Logistik Lokal untuk Go Digital

Transformasi Industri Logistik

Cisco dan DB Schenken bekerjasama dengan laboratorium inovasi mengekplorasi bagaimana IoT dan teknologi digital dapat membantu meningkatkan kinerja industri logistik hingga ke supply chain. Mereka mendirikan laboratorium di Texas untuk bereksperimen dengan sensor IoT, real-time location tracking dan inovasi lainnya untuk mengatur distribusi.

Beroperasi sejak awal 2017, laboratorium ini telah berfungsi sebagai tempat pengembangan 4 teknologi  yakni menejemen energi, facial recognition, augmented reality dan pallet dimensioning dari total 15 teknologi. Teknologi mutakhir lainnya turut diuji termasuk sensor-based solutions, sistem penentuan lokasi real-time, robotik dan otomatisasi.

Baca juga: Bagaimana Bisnis Logistik Masa Depan?

Ilustrasi Digital Supply Chain (Shutterstock)

Memanfaatkan Digital Supply Chain

Philippe Gilbert, Chief Executive Officer DB Schenker Amerika, mengatakan bahwa penggunaan IoT dalam bidang logistik dan pemanfaatan digital supply chain dapat mengubah cara manusia dalam memindahkan, menyimpan dan mengamankan barang.

Memanfaatkan kemajuan teknologi, perangkat telematika, sensor, aplikasi, perangkat lunak, jaringan komunikasi termasuk satelit dan seluler dapat berdampak pada pengurangan biaya produksi. Konektivitas IoT telah diadopsi secara aktif pada sistem transportasi dan memungkinkan pengguna untuk melacak statusnya mulai dari suhu, guncangan, gerakan, bahan bakar, tekanan ban dan gangguan yang terjadi di perjalanan.

Kedepan, Cisco dan DB Schenker akan terus berinovasi menguji IoT dan teknologi mutakhir lainnya dalam bidang logistik.

Bagaimana dengan industri logistik di Indonesia?

Baca juga:Pos Indonesia Perluas Jaringan Logistik E-commerce