Jadi Desainer, Tapi Nggak Mau Pusing dengan Klien?

Oleh: Wicak Hidayat
Selasa, 24 Juli 2018 | 22:32 WIB
Rian Rahardi

Sudah banyak dengar “cerita horor” soal klien kan? Buat kamu yang kerja di agensi, atau punya kenalan yang kerja di agensi, cerita-cerita soal klien pasti bersliweran dengan berbagai bentuknya, mulai dari curhatan teman hingga dibungkus dalam bentuk meme yang lucu-lucu nyebelin

Bagi mereka yang bidangnya adalah kreatif, terutama desain, bertemu klien itu seperti micin: tak bisa dihindari lagi. Bedanya, micin bikin makanan terasa lebih enak, sedangkan klien? Entah butuh berapa banyak micin. 

Nah, sekarang bayangkan jika kamu bekerja sebagai seorang desainer independen. Dari mana harus mencari uang kalau bukan dengan berhadapan dengan klien? Ternyata, hal itu bukan impian belaka. 

Ya, berhadapan dengan klien bukanlah satu-satunya nasib bagi seorang desainer. Hal ini yang dilakukan para penggiat desain yang menggunakan layanan marketplace desain. 

“Selama ini orang mindset-nya, jualan desain itu buat dapet klien. Intinya lo harus ketemu klien, meskipun digital. Padahal nggak selalu begitu,” kata Rian Rahardi, desainer grafis asal Depok, saat berbincang dengan Digination.id. 

Menurut Rian, ada setidaknya tiga model yang biasa dilakukan desainer grafis saat menjelajahi dunia kerja tanpa kantor: jasa, lelang/tender dan kontes. Ketiga tipe itu, pada akhirnya, hanya cara-cara yang berbeda untuk mendapatkan klien. 

Nah, ternyata, ada satu lagi model yang bisa dilakukan yaitu membuat produk. Hal ini dimungkinkan dengan adanya marketplace desain seperti Envato atau Creative Market ataupun marketplace desain lainnya. 

Produk yang sudah dibuat itu bisa memiliki waktu hidup yang lama, setelah selesai dibuat dan kemudian dipajang di marketplace ia akan terus-menerus tersedia di pasaran. Rian mengibaratkan ini dengan 24 jam “jualan” tidak pernah tutup. 

“Lo cuma mikirin gimana bikin produk ... sistem udah ada semua,” katanya. 

Sistem yang dimaksud itu adalah back office seperti sistem pembayaran, sistem pemesanan dan lain sebagainya yang tidak perlu lagi dipikirkan oleh desainer. 

Rian mengatakan dirinya telah melakukan ini sejak November 2015, ketika ia meninggalkan karir di sebuah bank internasional terkemuka yang sudah dijalani selama lebih dari 12 tahun. 

Saat ini penghasilannya melalui produk desain, meski tak perlu disebutkan angkanya, terbilang cukup untuk menggantikan. Lebih dari itu, Rian mengaku sekarang ia lebih puas karena bisa mengatur sendiri waktu kerjanya. 

Produk apa saja yang bisa ditawarkan? Peluangnya boleh dibilang cukup beragam, mulai dari aset desain grafis, foto, template web, audio clip, aset video hingga font. 

Rian mengawalinya dengan menawarkan produk desain cetak (print template). Sejak 2017, Rian juga membuka bisnis font melalui Creatype Studio

Namun ia juga tidak sepenuhnya meninggalkan bisnis berbasis klien. Ia tercatat sebagai salah satu desainer Indonesia yang diundang untuk menjadi bagian dari Fiverr Pro. Salah satu desainer yang tergabung di Fiverr Pro adalah Rob Janoff, desainer logo Apple yang ikonik itu. 

Apa yang dilakukan Rian, dan desainer lainnya, membuktikan bahwa jadi desainer tidak harus selalu pusing dengan klien. Kamu berani coba?