Insentif Bea Masuk Untuk Industri Susu Berdaya Saing Tinggi

Oleh: Sukindar
Senin, 16 Juli 2018 | 16:58 WIB
Laju pertumbuhan industri di sektor makanan dan minuman menunjukkan hal yang sangat baik

Laju pertumbuhan industri di sektor makanan dan minuman menunjukkan hal yang sangat baik. Pada tahun 2017 saja, industri ini mampu meningkat hingga 9,23%.

Jika dibandingkan dengan angka pertumbuhan ekonomi nasional, angka pertumbuhan tersebut memiliki nilai yang jauh lebih besar.

Berdasarkan data yang disampaikan oleh Kemenperin (Kementerian Perindustrian), pertumbuhan ekonomi nasional hanya mencapai angka 5,07%.

Industri makanan dan minuman pun mampu memberikan porsi hingga 6,14% terhadap ekonomi dan 34,3% terhadap industri nonmigas.

Susu Segar Dalam Negeri (SSDN) juga termasuk salah satu sub sektor industri yang mampu mempengaruhi pertumbuhan-pertumbuhan tersebut.

Selain itu, pengembangan industri pengolahan susu di dalam negeri juga diyakini oleh pemerintah, masih akan cukup prospektif karena menyangkut pemenuhan kebutuhan primer manusia.

Baca Juga:
Sektor Prioritas Industri 4.0 Telah Kuasai PDB

Oleh karena itu, Kemenperin sedang mengusulkan pemberian insentif bagi industri pengolahan susu (IPS) di dalam negeri.

Sebagai salah satu poin di dalam Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) tentang Pengembangan Industri Susu Nasional, fasilitas fiskal ini merupakan bentuk apresiasi kepada pelaku usaha yang telah menyerap banyak SSDN.

Direktur Industri Minuman, Tembakau, Bahan Penyegar Direktorat Jenderal Industri Agro Abdul Rochim menyebutkan, "Untuk industri yang banyak melakukan penyerapan SSDN dan dalam evaluasi kemitraannya saling menguntung bagi peternak, tentu akan kami fasilitasi bisa mendapat insentif ini.”

Fasilitas fiskal ini akan dilakukan dalam bentuk insentif bea masuk bahan baku yang lebih murah, dengan ambang batas pengajuan yang akan selalu dievaluasi.

“Mau tidak mau industri akan mengejar target insentif tersebut tiap tahunnya. Harapannya peningkatan kualitas dan produksi dari kemitraan juga terus terjadi sehingga SSDN akan jadi opsi utama bahan baku bagi industri,” tutur Abdul Rochim.