Tantangan Terberat Membangun Jaringan Internet di Pedesaan

Oleh: Desy Yuliastuti
Senin, 28 Mei 2018 | 12:11 WIB
Data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mencatat pertumbuhan jumlah pengguna internet di Indonesia di sepanjang 2017 mencapai 143,26 juta jiwa

Data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mencatat pertumbuhan jumlah pengguna internet di Indonesia di sepanjang 2017 mencapai 143,26 juta jiwa. Dari total keseluruhan, wilayah didominasi wilayah urban sebesar 72,41%.

Sementara di wilayah urban-rural (wilayah tier kedua) hampir mencapai setengah populasi atau 49,49%. Namun di wilayah rural masih lebih kecil, yakni 48,25%.

"Sementara penetrasi di urban sudah cukup tinggi tetapi bagi teman-teman yang berada di rural area dan rural urban tentu untuk menggelar fiber optik di 60 juta rumah di Indonesia itu hampir tidak mungkin. Ke depan kita akan melengkapi kabel dengan satelit untuk menjangkau wilayah pedalaman. Yang melayani adalah seluruh anggota APJII untuk menyeimbangkan penetrasi 70% itu ke daerah rural dan rural urban," papar Sekretaris Jenderal APJII, Henri Kasyfi Soemartono.

Pengguna internet terbesar masih didominasi penduduk di Pulau Jawa sekitar 57,70%. Diikuti oleh Sumatera yang mengalami adopsi internet sebesar 47,2%. Wilayah yang paling sedikit mengalami penetrasi internet berada di Maluku-Papua dengan presentase 41,98%.

-

Menanggapi hal ini, Larry Ridwan, CEO Net1 Indonesia, penyedia layanan mobile data broadband 4G LTE dari PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia mengatakan, pihaknya siap mendukung pemerintah dalam mempercepat penyediaan koneksi internet di daerah pedesaan, terutama di wilayah 3T (terpencil, terdepan, dan terluar) di tanah air.

“Misi Net1 Indonesia untuk dapat memeratakan akses internet di daerah rural tersebut sejalan dengan program kerja Nawacita, yakni membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ungkap Larry dalam forum diskusi tentang Kewajiban Pelayanan Universal/ Universal Service Obligation (KPU/USO) di Balai Kartini, Jakarta (24/05).

Menurut Larry, tantangan terbesar dalam menggelar jaringan internet di daerah pedesaan (rural) adalah kondisi medan yang sangat variatif, mulai dari pegunungan hingga daerah pantai, serta populasi penduduk yang tersebar.

Baca juga: Penetrasi Internet di Indonesia Masih Berjalan Timpang

“Kondisi seperti ini memerlukan investasi besar agar operator dapat menggelar jaringan internet yang dapat menjangkau populasi yang tersebar tersebut. Apabila dilihat dari sisi bisnis tentu kurang menguntungkan apabila membangun infrastruktur di wilayah rural yang berpenduduk jarang,” ujarnya.

Net1 Indonesia pun turut menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah mulai dari tingkat Kota, Kabupaten, hingga Provinsi. Beberapa di antaranya, Kabupaten Musi Banyuasin (MuBa), Kabupaten Halmahera Barat, Kabupaten Kepulauan Talaud, Kota Tual, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kabupaten Teluk Bintuni, dan Kabupaten Kaimana.

-

Guna mempercepat memacu ketersediaan jaringan internet untuk wilayah pedesaan, saat ini pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sedang memacu ketersediaan jaringan internet untuk wilayah pedesaan.

Hingga kini, menurut data dari Kominfo, sudah sekitar 73% desa/kelurahan yang sudah memiliki koneksi internet berbasis teknologi 3G. Sementara untuk jaringan 4G LTE, baru mencakup 55% saja.

Pada tahun 2019 mendatang, pemerintah berharap dapat mengkoneksikan lebih dari 83.000 Desa/Kelurahan yang ada dengan internet berbasis 3G. Target lain di tahun depan, total 514 Kabupaten/Kota terjangkau oleh jaringan 4G LTE. Dari jumlah tersebut, saat ini baru 64% saja yang telah terpenuhi dengan akses 4G LTE.

Percepatan infrastruktur dalam bentuk jaringan fiber optik, proyek Palapa Ring, dan kapasitas bandwidth, diharapkan akan mendorong pengembangan ekonomi digital di Indonesia.

Baca juga: Pemerintah Ungkap Solusi Infrastruktur Digital di Indonesia