Studi Microsoft: 85% Pekerjaan di Asia Pasifik Akan Bertransformasi

Oleh: Desy Yuliastuti
Rabu, 2 Mei 2018 | 06:34 WIB
Masa depan teknologi Artificial Intelligence (AI) bisa cerah atau redup

Masa depan teknologi Artificial Intelligence (AI) bisa cerah atau redup. Namun, teknologi pengganti merupakan sebuah norma dan kemampuan untuk beradaptasi dengan teknologi pengganti merupakan hal yang menjelaskan tentang kita semua. Demikian disampaikan Haris Izmee, Direktur Utama Microsoft Indonesia.

Untuk beradaptasi dengan masa depan AI yang akan hadir dan berevolusi dengan cepat, lanjut Haris, semua pihak mulai dari pekerja, perusahaan, hingga pemerintahan, perlu untuk mulai lebih banyak lagi mendengarkan satu dengan lainnya, bekerja sama dan terus belajar hal-hal dan keterampilan baru.

Baca juga: Dahsyatnya Dampak AI pada Kinerja dan Pekerjaan

Meskipun begitu, adanya gangguan berskala besar merupakan tantangan bagi setiap revolusi industri. Dulu, merupakan hal yang biasa bagi sebuah kantor untuk memiliki sekumpulan pekerja yang bertugas mengetik.

Jelas, peran ini tidak lagi relevan di kantor modern saat ini, berkat perkembangan komputasi personal. Munculnya AI akan membentuk kembali pekerjaan dengan cara yang sama.

Studi Microsoft dan IDC terbaru yang berjudul “Unlocking the Economic Impact of Digital Transformation in Asia Pacific”, menunjukkan bahwa 85% pekerjaan di Asia Pasifik akan mengalami transformasi dalam tiga tahun ke depan.

-

Para responden dalam studi mengatakan bahwa lebih dari 50% pekerjaan akan dipindahtugaskan ke posisi baru dan atau dilatih ulang dan ditingkatkan keterampilannya untuk transformasi digital.

Menariknya, studi ini menunjukkan bahwa 26% pekerjaan merupakan jenis pekerjaan baru yang diciptakan dari transformasi digital, yang akan mengimbangi 27% pekerjaan yang akan dialihdayakan atau dikerjakan secara otomatis. Dengan kata lain, dampak AI terhadap lapangan pekerjaan secara keseluruhan akan netral.

Baca juga: OnlinePajak Mulai Gunakan Blockchain

“Hal ini merupakan indikasi yang jelas tentang bagaimana cara bisnis mengatur pekerjaan, bagaimana orang-orang menemukan pekerjaan dan keterampilan yang dibutuhkan mereka untuk mempersiapkan tenaga kerja akan berubah secara drastis,” jelas Haris.

Perubahan ini, lanjut Haris, kemungkinan akan meningkat dalam satu dekade ke depan. Dikarenakan AI terus mengubah sifat pekerjaan, kita perlu memikirkan kembali pendidikan, keterampilan, dan pelatihan untuk memastikan bahwa setiap orang dipersiapkan untuk pekerjaan di masa depan dan bisnis-bisnis yang memiliki akses kepada orang-orang yang akan membuatnya menjadi berhasil.