Sebelum Memulai Bisnis, Jawab Dulu Pertanyaan Ini!

Oleh: Sukindar
Selasa, 17 April 2018 | 03:23 WIB
Salah satu permasalahan yang sering terjadi saat memulai sebuah startup adalah adanya ketidakselasaran antara bisnis dengan pelakunya

Salah satu permasalahan yang sering terjadi saat memulai sebuah startup adalah adanya ketidakselasaran antara bisnis dengan pelakunya.

Dalam INC, Martin Zwilling menjelaskan bahwa tantangannya sebagai mentor bagi calon pengusaha adalah memastikan ide bisnis sesuai dengan pelakunya.

Zwilling mencontohkan, ada seorang temannya mengklaim dirinya sebagai pecinta makanan dan ingin membangun bisnis restorannya sendiri.

Namun sangat disayangkan, orang tersebut sebenarnya tidak memiliki minat atau kemampuan di sisi bisnisnya.

Bagi Zwilling, sangat menyukai makanan tidak lantas bisa membuat bisnis restorannya akan menjadi menyenangkan.

Sebagai solusinya, orang seperti ini tentunya harus mencari mitra kerja yang memiliki kemampuan yang tidak dimilikinya.

Zwilling bahkan percaya, Microsoft bisa saja gagal menjalani usahanya, jika Bill Gates tidak bekerja sama dengan Steve Balmer.

Namun karena ada Balmer di sisi bisnisnya, yang mengurus keuangan dan pemasaran, Gates mampu menjalankan usahanya meski hanya berada di sisi teknisnya.

Menurut Zwilling, masih banyak pengusaha di pekerjaan teknis cenderung percaya bahwa teknologi dan semangatnya memiliki porsi 90% dari usahanya, dan bisnis akan terjadi mengikutinya.

Dalam pandangan Zwilling, mayoritas usaha baru pada akhirnya harus gagal disebabkan oleh ketidaksesuaian minat dengan pendorong bisnis utama.

Untuk melihat seberapa tepat lintasan yang diambil untuk memulai usaha, Zwilling memiliki beberapa pertanyaan utama. Pertanyaan tersebut di antaranya adalah:

Apakah Ada Kebutuhan Bisnis Nyata Dalam Solusi yang Diusulkan?

Bagi Zwilling, kebutuhan bisnis menyiratkan berbagai macam permasalahan pelanggan yang dapat diatasi dengan membelanjakan uang miliknya.

Perlu ditekankan, bahwa kebanyakan pelanggan membeli solusi bukan teknologi, dan mereka jarang mengeluarkan uang hanya sekedar untuk memiliki sebuah produk.

Jika produk yang dikembangkan hanya berdasarkan gairah atau minat sang pengembang, maka kemungkinan besar tidak akan mengubah apapun.

Baca Juga:
Sebelum Sukses, Bill Gates Hapus Kebiasaan Ini

Apakah Anda Memiliki Pengetahuan dan Nyaman dalam Domain Ini?

Zwilling mengingatkan agar calon pengusaha tidak melangkah ke area yang tidak diketahuinya hanya karena area tersebut terlihat menyenangkan dan mudah mendapatkan uang.

Calon pengusaha perlu menyesuaikan bisnisnya dengan tingkat kenyamanan miliknya, karena setiap bisnis memerlukan kemampuan manajemen dan eksekusi.

Apakah Niatnya, Memaksimalkan Laba atau Dampak Sosial?

Zwilling menegaskan bahwa implikasi dan harapan bisnis antara entitas mencari laba dan nirlaba akan sangat berbeda.

Dalam contohnya, Zwilling sering menemukan ada beberapa pengusaha yang bergerak di bidang sosial mencari investor.

Namun baginya, pengusaha tidak akan dapat menarik investor jika perusahaannya tidak berniat untuk mendapatkan keuntungan.

Di sisi lain, perusahaan nirlaba hanga memerlukan dukungan sumbangan dana dan kedermawanan dari sesama.

Apakah Motivasi Utamanya, Harapan Keluarga atau Teman?

Zwilling melarang calon pengusaha membangun usaha didasarkan hanya untuk membuktikan sesuatu kepada orang yang dicintainya, baik keluarga maupun teman.

Baginya, tidak ada jenis bisnis yang bisa ditekuni dalam kondisi ini, kecuali hanya menerus bisnis keluarga yang telah sukses.

Namun bagi yang bersikeras berjuang di lembah ini, Zwilling hanya berpesan untuk memilih sesuatu yang disukai.

Baca Juga:
Profit Bukan Tanda Sukses Startup?

Apakah Punya Dana untuk Bootstrapping atau Memerlukan Pembiayaan?

Untuk menjalankan bisnis dengan cara sendiri, tanpa intervensi dari bos atau investor profesional, Zwilling menyarankan untuk membangun usaha dari kecil.

Mulai dari mendanai bisnis secara mandiri atau melalui kerabat dan sahabat, kemudian menumbuhkannya secara organik.

Bagi Zwilling, bank dan investor hanya akan mengharapkan model bisnis yang telah terbukti dan memiliki daya tarik, jadi realistislah.

Apa Keunggulan Kompetitif Berkelanjutan yang Dimiliki?

Zwilling beranggapan, bekerja lebih keras untuk mengurangi marjin pengeluaran merupakan hal yang tidak berkelanjutan.

Baginya, bisnis yang berkembang membutuhkan produk, proses, dan layanan yang berbeda dengan kompetitor, dengan rencana untuk mempertahankan posisi itu.

Apakah Bekerja Sendiri Atau Dengan Tim yang Berpengalaman?

Banyak calon pemilik bisnis lebih suka bekerja sendiri, serta menghindari masalah mitra, investor, dan tim besar.

Menurut Zwilling, terdapat model bisnis yang cocok untuk hal ini, yang di dalamnya termasuk konsultasi dan freelancing.

Model bisnis seperti ini dapat menyederhanakan hidup dan membatasi risiko, tetapi juga memiliki potensi pertumbuhan dan upside yang sangat terbatas.


Apapun model bisnis yang telah dipilih, jangan berharap pekerjaan menjadi lebih mudah secara otomatis atau lebih memuaskan daripada bekerja di perusahaan.

Zwilling menegaskan, kesuksesan dalam bisnis memerlukan komitmen serius dan belajar dari kemunduran.

Zwilling juga menegaskan bahwa berganti model bisnis bukan jalan pintas menuju kesuksesan maupun kebahagiaan.

Di dalam ulasan yang sama, Zwilling juga menyarankan bagi calon pengusaha, untuk pertama-tama mengambil pekerjaan di perusahaan lain di bidang yang sama.

Hal ini dilakukan untuk mendapatkan wawasan praktis tentang berbagai macam hal, termasuk tantangan, membuat kontak, dan motivasi.

Dan setelah membuka bisnis sendiri dan sukses, Zwilling mengingatkan agar jangan sampai perusahaan mengendalikan diri kita, karena kita yang mengendalikannya.