LogoDIGINATION LOGO

Plagiat di Industri Game itu Biasa? Masa, Sih?

author Oleh Alfhatin Pratama Senin, 17 Desember 2018 | 16:15 WIB
Share
Seorang laki-laki bermain video games (shutterstock)
Share

Berbicara tentang industri game tak lengkap rasanya tanpa menyinggung kreativitas, hak cipta, dan plagiarisme. Ternyata tidak sedikit video game yang memiliki kemiripan satu sama lain. Contohnya, video game legendaris berjudul Tetris. Bolak-balik diproduksi dengan tampilan berbeda oleh penerbit yang berbeda pula. Beberapa video game bertemakan petualangan, perang, atau olahraga pun tak lepas dari kemiripan satu dengan lainnya.

Bahkan, video game yang termasuk dalam kategori eSport seperti Call of Duty, Counter-Strike: Global Offensive, dan PlayerUnknown's Battlegrounds (PUBG) terlihat mirip. Ketiganya bertema peperangan dan merupakan video game favorit yang banyak dimainkan.

Lantas, apakah kemiripan antara video game yang satu sama dengan lainnya di industri ini merupakan hal yang lumrah? Apakah hal ini termasuk plagiarisme yang melanggar hukum?

Baca juga: Kolaborasi Jadi Kunci Sukses Developer Aplikasi dan Game

Barry Meade, Co-Founder Fireproof Games, menyatakan kecenderungan plagiarisme menjadi masalah bagi industri game. Para developer game harus kreatif untuk tetap menjaga para gamer untuk tetap bermain video game yang dibuatnya. Dengan berbagai macam kreativitas yang dimiliki, developer game dapat meraup keuntungan yang besar dari para gamer.

Dilansir dari Zeit Online, Barry dan rekan-rekannya, Mark Hamilton dan Cristopher Cannon mendirikan studio game asal Guildford, Inggris tahun 2008. Salah satu judul video game produksi mereka yang paling nge-hits berjudul The Room. Keberhasilannya sangat menakjubkan.

Sejak diluncurkan 2012, video game bertema misteri ini telah laku 12 juta copy dalam 3 sekuel. Hasil ini menjadikan Fireproof Games sebagai studio game yang meraup keuntungan besar dari game seluler. Salah satu pesan Barry kepada developer game lainnya, yaitu "Cobalah sesuatu yang baru. Industri game harus berhenti untuk saling salin-menyalin video game yang satu ke yang lainnya."

Baca juga: eSports Raup Rp 13 Triliun dari Indonesia, Kamu Sudah Main?

Laki-laki yang pernah menjadi animator itu mengatakan ukuran keberhasilan sebuah video game bisa disamakan seperti film. "Orang-orang tidak hanya bermain atau menontonnya tapi menirunya. Perbedaannya, video game lebih murah dalam proses produksi dibandingkan film. Tetapi, keuntungan yang didapatkan lebih banyak dibandingkan dengan film. Hal ini jelas membuat orang berlomba-lomba bermain di industri ini," tambahnya.

Namun, menurut Barry, ada juga developer game yang menyalin ide atau keseluruhan game untuk memudahkannya "memutar" uang. Tak sedikit pula investor yang mendukungnya. Mereka mengklaim bahwa data riset pasar dari video game yang sukses adalah video game yang modelnya sudah diterima dengan baik oleh masyarakat.

"Kasarnya, permainannya terlihat mirip. Di sisi lain, game developer yang mengajukan ide-ide baru kesulitan mendapatkan pendanaan dari investor. Pada akhirnya, industri game mendukung sesuatu 'yang tidak diketahui' sebelumnya. Artinya, mendukung penerbit dan investornya saja, bukan para gamer-nya," kata Barry.

Baca juga: TCG Berbasis Blockchain Dukung Pemain eSport

Tidak sedikit, kan, model permainan seperti ini? (shutterstock)
Barry mengatakan, "Memang sangat sulit menghindari penyalinan ide atau video game secara menyeluruh karena setiap orang yang menyalin memiliki alasan yang baik." Contohnya, alasan menggabungkan ide untuk menghasilkan ide yang baru, mengevaluasi ide yang disalin untuk menghasilkan ide yang lebih baik, dan menginterprestasi keseluruhan video game untuk menghasilkan video game yang memiliki kualitas lebih tinggi.

Bahkan Barry memaklumi hal tersebut, "Sekarang, orang-orang dapat menjual apa yang mereka salin dengan 50 cara yang berbeda, dari YouTube ke App Store atau ke Google Playstore. Berkat toko online yang semakin marak, mereka tidak perlu takut konsekuensi plagiarisme. Semuanya bisa terjual. Mau tidak mau kita harus mengatakan bahwa ekosistem yang ada saat ini menghargai perilaku yang merusak."

Ia mengatakan bahwa plagiarisme memang merupakan salah satu sifat dasar manusia. Siapa sih, yang ingin mengeluarkan modal dan mengambil risiko besar untuk menciptakan video game yang benar-benar orisinal? 

Sebagai penutup, Barry memberikan harapan bagi para game developer baru,"Tidak  menutup kemungkinan peluang bagi game developer baru untuk menciptakan video game yang benar-benar orisinal dengan modal yang kecil. Pastinya harus disertasi ide-ide baru yang benar-benar matang untuk memancing investor dan menciptakan pasar yang baru."

Mmm, video game favoritmu orisinal gak, ya?

Baca juga: Masuk Ke eSport, SAP SE Siap Dukung Tim Liquid

  • Editor: Dikdik Taufik Hidayat
  • Sumber: Statista, Zeit Online
TAGS
RECOMMENDATION

Nih, Peluang Investasi Baru: eSport!

Industri eSport menjadi sorotan para investor karena menjanjikan keuntungan yang besar dalam beberapa tahun investasi. Namun sebelum memulai investasimu di dunia eSport kamu harus mengetahui 4 hal ini.

Jumat, 7 Desember 2018 | 16:15 WIB
LATEST ARTICLE

Tips Hemat Naik Pesawat

berikut tips agar bisa lebih hemat naik pesawat domestik di Indonesia!

Selasa, 9 April 2024 | 11:39 WIB