LogoDIGINATION LOGO

Ternyata Ada Model Digital Juga, Lho

author Oleh Ana Fauziyah Kamis, 27 September 2018 | 11:30 WIB
Share
dari kiri ke kanan: Margot, Shudu dan Zhi, tiga model digital (@shudu.gram)
Share

Gigi Hadid boleh dibilang supermodel papan atas Hollywood saat ini. Wajah supermodel keturunan Palestina-Belanda tersebut kerap menghiasi sampul majalah fashion ternama. Ia juga tidak pernah absen di setiap pagelaran busana milik rumah mode kelas atas seperti Versace, Chanel, disamping menjadi salah satu angel Victoria Secret. Tapi di ranah digital yang menjadi ratunya adalah Shudu.

Siapakah Shudu? Sejak "membuka" akun Instagram pada April tahun lalu, segera saja ia menjadi sensasi di Instagram dan dunia mode. Kemunculan perdana Shudu dimulai ketika merek kecantikan milik penyanyi Rihanna, Fenty Beauty memposting foto Shudu yang sedang memakai lipstick dari Fenty. Publik kemudian bertanya-tanya siapakah model yang tidak dikenal tersebut? Bio Instagramnya hanya berbunyi ‘Who is she'?

Klarifikasi kemudian datang dari Cameron-James Wilson, seorang seniman visual sekaligus fotografer kawakan di Hollywood. Shudu merupakan model digital berkulit hitam yang diciptakan Wilson tahun 2017 lalu dengan computer-generated imagery (CGI) sehingga mirip dengan manusia nyata. Bio Instagram Shudu kemudian diperbarui menjadi ‘World’s First Digital Supermodel.’ Saat artikel ini ditulis, Shudu telah memiliki 145.000 pengikut. Jumlah yang sangat besar untuk seseorang yang bahkan tidak nyata.

Mengikuti ketenaran Shudu, bermunculanlah model-model digital lainnya, sebut saja Margot, Zhi, juga Lil Miquela yang merupakan model tas Gucci & Gabbana. Model digital digunakan merek-merek fashion yang memanfaatkan teknologi untuk menarik konsumen mereka yang berusia muda dan digital-savvy. Kehadiran para model digital ini disebut-sebut akan menggantikan peran model manusia seperti Gigi Hadid atau Kendall Jenner.

Baca juga: Bagaimana Tranformasi Digital Telah Mengubah Industri Fashion

ilustrasi pagelaran busana (Shutterstock)

Kontroversi pun segera muncul. Meskipun banyak yang menyukai model digital sebagai alternatif untuk memangkas biaya, namun tanggapan tentang model digital tidak semuanya positif. Desainer Michael Kors mengatakan, “Saya pikir CGI untuk komputer, situs web, tujuan penjualan. Menampilkan produk di situs web adalah ide jenius, tetapi tidak bisa membawa kehidupan dan perasaan ke dalamnya, karena itu jauh lebih pribadi."

“Saya pikir wajar bahwa hal-hal berubah sesekali,” ujar model Gisele Alicea. “Tapi saya tidak berpikir mereka akan mengganti kami dengan model virtual. Tapi sekali lagi, dunia berubah setiap saat. Tapi saya berharap mereka akan menggunakan model nyata, saya tidak ingin kehilangan pekerjaan,” sambungnya.

Namun bagi Wilson, creator Shudu, model digital merupakan proyek kreatif yang bisa mengeksplorasi minat dalam ilustrasi, make-up, fashion dan desain serta pencitraan 3 dimensi. “Bekerja dengan potongan-potongan halus dan rumit seperti itu merupakan tantangan yang menarik. Jadi, ini meliputi dan menarik semua kecenderungan kreatif seniman seperti saya,” terang Wilson, dikutip dari Channel News Asia, Sabtu (22/9).

Memang tidak ada yang bisa menggantikan sosok manusia dalam dunia mode. Namun seperti kata Wilson, kebangkitan CGI dalam dunia mode tidak bisa dihindari seperti juga CGI telah digunakan di hampir setiap industri lainnya. Tidak mustahil akan banyak lagi Shudu lainnya di masa mendatang. Kita tunggu saja.

Baca juga: Mau Jadi Fashionpreneur? Ini Tips dari Medina Zein

  • Editor: Dikdik Taufik Hidayat
  • Sumber: Channel News Asia
TAGS
RECOMMENDATION
LATEST ARTICLE