LogoDIGINATION LOGO

Ulah Para Entrepreneur Dongkrak Film 'Crazy Rich Asians'

author Oleh Ana Fauziyah Jumat, 14 September 2018 | 08:30 WIB
Share
ilustrasi (Shutterstock)
Share

Hanya dalam beberapa minggu setelah diluncurkan, film Crazy Rich Asians berhasil memuncaki tangga box office. Tidak hanya bertengger di puncak box office Hollywood selama tiga minggu berturut-turut, saat artikel ini ditulis, film besutan sutradara Jon Chu itu telah berhasil meraup keuntungan hingga US$ 13,2 juta. Benar-benar angka yang fantastis untuk sebuah film keluaran Hollywood dengan semua pemeran merupakan keturunan Asia.

Apakah rahasia di balik kesuksesan tersebut? Banyak kritikus memang telah memberi ulasan positif mengenai film bergenre komedi romantis ini. Di situs agregasi kritik, Rotten Tomatoes, Crazy Rich Asians mendapatkan rating 93% dari 237 ulasan dengan hanya 17 kritik negatif. Meski kisahnya dinilai sepele, namun dinilai berbobot karena memiliki sentuhan sejarah, kultur, dan kehidupan orang-orang China perantauan.

Terlepas dari kisahnya yang mampu menarik penggemar Hollywood, kesuksesan film Crazy Rich Asians ternyata tidak bisa dilepaskan dari peran para techpreneur yang membantu promosinya. Beberapa minggu sebelum dirilis, sutradara Jon Chu mengadakan makan malam di sebuah restoran milik ayahnya, Chef Chu, di area Silicon Valley. Acara tersebut dihadiri oleh puluhan pengusaha di bidang teknologi di Amerika yang memiliki latar belakang Asia.

Baca juga: Cara Kreatif Promosi Lewat Instagram TV

Misinya adalah mengumpulkan para pengusaha tersebut dan meyakinkan mereka bahwa membuat film bergenre komedi romantis dengan pemeran Asia bukan hanya langkah yang berani, namun juga gebrakan bisnis yang bagus. Pertemuan itu juga bertujuan mengajak para techpreneur untuk mempromosikan film yang kisahnya dekat dengan kehidupan mereka tersebut.

“Kami semua mencoba untuk bertukar pikiran bagaimana mengatasi ini, dan salah satu ide besar yang tercetus adalah membeli film ini,” ujar Patrick Lee, salah satu pengusaha yang hadir di acara malam itu, seperti ditulis di Sydney Morning Herald.

“Kami memutuskan untuk menyumbangkan uang kami. Kami memborong (tiket) banyak bioskop seminggu sebelum dibuka. Kami mengundang dan membayari banyak influencer dan orang-orang berpengaruh di media sosial untuk menonton filmnya. Timbal baliknya, mereka harus mengajak teman-teman dan kerabat mereka untuk menonton dan menyebarkan film ini ke media sosial,” jelas Patrick Lee yang merupakan co-founder Rotten Tomatoes.

Crazy Rich Asians (Shutterstock)

Upaya tersebut dilakukan dengan memborong tiket di sekitar 100 bioskop. Dan kampanye yang diberi nama #GoldOpen tersebut mendapat dukungan dari para selebriti dan influencer dari berbagai kalangan. Kampanye #GoldOpen membantu mendongkrak popularitas Crazy Rich Asians dan dianggap sebagai pemicu meledaknya demam film tersebut di Amerika bahkan ke seluruh dunia.

Kampanye #GoldOpen sendiri kemudian berubah menjadi acara amal dengan memberikan hasil penjualan tiket kepada badan amal atau organisasi nirlaba. Salah satunya adalah dengan menyumbangkan hasil penjualan tiket dari pemutaran Jumat malam di Crown di Melbourne kepada One Girl, sebuah badan amal yang fokus membantu gadis-gadis muda dan wanita yang tidak memiliki akses ke pendidikan.

Crazy Rich Asians disebut sebagai film pertama dalam 25 tahun di Hollywood yang semua pemerannya merupakan keturunan Asia. Film yang diadaptasi dari novel karya Kevin Kwan ini dianggap mewakili banyak pemain minoritas di layar lebar Hollywood. Hampir 71% film populer menampilkan karakter orang kulit putih, sedangkan kurang dari 30% sisanya adalah karakter orang kulit hitam, Asia, Hispanik, dan lainnya.

Baca juga: Akibat Kampanye Belanja, Donasi Digital Meningkat

“Banyak minoritas lain mendukung Crazy Rich Asians karena mereka semua memiliki tujuan yang sama, yaitu membawa banyak keragaman ke dalam film dan televisi,” kata Patrick Lee.

Sementara Awkwafina, salah satu pemain film Crazy Rich Asians mengatakan, “Saya melihat orang keturunan Amerika-Asia menangis setelah menonton film ini. Saya bicara dengan salah satu dari mereka dan dia bilang ‘Saya tidak tahu mengapa, saya hanya ingin menangis’. Ada rasa senang yang tidak bisa ia jelaskan dan itu adalah perasaan keterwakilan,” ujar Awkwafina, dikutip dari Good Morning America.

“Sangat menyenangkan memiliki film seperti ini. Yang sangat indah secara visual. Dalam film ini setiap pria adalah orang terkemuka. Dengan tampilnya pemain Asia yang beragam mudah-mudahan mengubah cara orang melihat sesuatu,” harap Wenona Lok, seorang pengusaha yang juga teman dari Chris Pang, aktor yang ikut berperan dalam Crazy Rich Asians.

 

  • Editor: Wicak Hidayat
  • Sumber: Mashable, Sydney Morning Herald
TAGS
RECOMMENDATION

Apa Sih Entrepreneur?

Entrepreneurship biasanya diajarkan hanya sebatas bagaimana menjadi pengusaha sehingga lupa esensinya.

Senin, 13 Agustus 2018 | 03:41 WIB
LATEST ARTICLE