LogoDIGINATION LOGO

Kecerdasan Kota

author Oleh Prof. Suhono Harso Supangkat Selasa, 22 Agustus 2017 | 02:24 WIB
Share
Smart City atau Kota Cerdas yang ramai dibicarakan, masih banyak menyisakan banyak pemahaman apalagi implementasinya
Share

Smart City atau Kota Cerdas yang ramai dibicarakan, masih banyak menyisakan banyak pemahaman apalagi implementasinya. Sudah ada diskusi sepintas dengan pertanyaan , yang cerdas itu pemerintahnya, manusianya atau kota secara sistem?

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla pun sempat membicarakan masalah kecerdasan kota saat membuka Rating Kota Cerdas Indonesia (RKCI) 2017 di Istana Wapres. Bahkan beliau menyinggung tentang kecerdasan buatan selain kecerdasan manusia.

Kota pada dasarnya adalah sistem besar yang terdiri dari  berbagai sistem kecil lainnya. Terdiri dari sistem bangunan , sistem transportasi, sistem pendidikan, sistem kesehatan, hingga sistem perdagangan. Selanjutnya ada entitas kehidupan, interaksi antar komponen dan komunikasinya.

Kota menjadi komplek setelah ada isu urbanisasi yang menyebabkan jumlah penduduk di perkotaan melebihi jumlah yang hidup di perdesaan. Kebutuhan sumber daya melebihi kapasitas yang dipunyai kota, akibatnya kota menjadi macet, banjir hingga munculnya begal ataupun kemiskinan. Kota dengan beban penduduk yg semakin besar , jika di kelola dengan cara lama mungkin jurang antara persoalan dan harapan semakin jauh.

Untuk itu diperlukan inovasi baru sehingga bisa mendekatkan terhadap peradaban kota yang diinginkan. Inovasi cerdas terus diupayakan oleh peneliti, pengembang hingga otoritas kota.

Solusi dimulai dengan mengamati ( sensing) semua kondisi dan persoalan kota yang dilanjutkam dengan pemahaman (understanding) terhadap persoalan yang terjadi dengan metoda pembelajaran (learning) dari data yg begitu banyak (big data) yang akhirnya bisa  harus memutuskan (acting) untuk bertindak dalam jangka pendek hingga panjang.

Titik persoalan kota sangat banyak , beragam dan dinamis dari pagi hingga malam. Telah banyak sensor yang  dikembangkan dan metoda komputasi yang telah berhasil dibuat dengan meniru kecerdasan manusia. Dengan berhasil ditemukan ini maka sebagian persoalan kota sebagian bisa ditangani oleh sistem kecerdasan buatan.

Contoh tentang pengetahuan kepadatan lalu lintas , pengetahuan yang didapat dari sensor kecepatan kendaraan maka dari big data dan konsep machine learning, bisa menggerakan alat kontrol di lampu lalu lintas kota. Juga menggerakan pengemudi untuk tidak melewati jalan macet.

Contoh lain adalah menganalisis suatu keadaan akan adanya kerusuhan di suatu keramaian. Cara  konvensioanal adalah ddikirim manusia sebagai intel untuk mengamati perilaku dari ketidak normalan pendatang. Nah saat ini terus dikembangkan teknologi pengenalan pola yang bisa mempelajari lebih mendalam tentang perilaku pengunjung suatu keramaian. Dengan menggunakan perangkat komputasi dan sensor yang bagus bisa dikenali suatu keanehan pengunjung. Sehingga tidak perlu kirim orang atau intel dalam jumlah banyak.

Itulah salah satu perkembangan kecerdasan buatan yang bisa menggantikan urusan yang dilakukan oleh manusia menjadi mesin. Akan banyak pekerjaan kota yang awalnya dikerjakan manusia selanjutnya akan digantikan oleh mesin. Kecerdasan kota dan perangkat pengamat hingga penggeraknya lambat laun akan bisa digantikan dari manusia menjadi perangkat.

Pertanyaan selanjutnya apakan manusia akan jadi robot? Tentu kebalikannya, manusia derajatnya harus lebih manusia karena pekerjaan kesehariannya sudah digantikan oleh perangkat.

Kembali ke Kota, transformasi menjadikan kota digital ataupun cerdas , pengalaman tidak sederhana, tidak sekedar pasanh aplikasi. Tetapi manusia dan tata kelola ternyata sangat pegang peranan.

Manusia sebagai pengguna , pengelola hingga birokrat mempunyai kapasitas dan kebiasaan yang kadang tidak masuk akal untuk bisa digantikan oleh mesin atau komputer

Inilah tantangan kita semua untuk bisa melakukan perubahan kota menjadi kota yang lebih beradap menjadikan kota yang cerdas baik manusianya maupun alat bantunya sekali lagi TIK hanyalah pembantu atau enabler belaka.

  • Editor: Edi Taslim
LATEST ARTICLE