LogoDIGINATION LOGO

3 PR Fintech Hadapi Institusi Tradisional

author Oleh Sukindar Senin, 21 Mei 2018 | 02:53 WIB
Share
Digitalisasi merupakan suatu hal yang tidak bisa dihindari oleh banyak bidang, termasuk di dalamnya telah melahirkan beberapa perusahaan rintisan di bidang fintech
Share

Digitalisasi merupakan suatu hal yang tidak bisa dihindari oleh banyak bidang, termasuk di dalamnya telah melahirkan beberapa perusahaan rintisan di bidang fintech.

Namun sayangnya, menurut CEO Mash James Hickson, sebagian besar startup fintech masih fokus terhadap kesalahan yang dilakukan oleh bank tradisional.

Misalnya kesalahan seperti, bank masih terlalu lamban dalam adopsi teknologi, masih belum memusatkan perhatiannya ke pelanggan, dan masih memiliki jurang lebar untuk melakukan perubahan besar-besaran.

Padahal sebenarnya, ada beberapa alasan yang menyebabkan perusahaan rintisan tidak bisa meniru atau mengulang cara yang digunakan oleh bank.

Menurut Hickson, terdapat tiga hal yang perlu dilakukan startup fintech agar dapat menyalip kesuksesan bank tradisional.

Proaktif Berurusan Dengan Regulasi

Seiring berkembangnya startup, regulasi merupakan tantangan yang sangat besar. Kesalahan dalam menentukan arah dalam lanskap kompleks akan sangat menguras biaya.

Pada titik ini, para pelaku yang sedang merintis bisnis rintisan harus mempersiapkan perusahaannya untuk memasuki lanskap tersebut.

Meskipun masih di tahap awal, startup fintech harus menunjukkan kepada para investor rencana proaktif dalam mengurus berbagai macam peraturan yang berhubungan dengan bisnisnya, termasuk juga perubahannya.

Baca Juga:
Ini 40 Perusahaan Fintech yang Resmi Terdaftar di OJK

Melakukan Pendekatan Risiko Secara Holistik

Sebagaimana aturan umum yang berlaku, perusahaan rintisan di bidang fintech pun harus memprioritaskan kenyamanan pelanggan dari pada pengelolaan risiko.

Pada sektor ini, proporsi nilai tersebut bergantung pada kemampuan untuk menawarkan solusi yang tidak ditawarkan oleh sistem keuangan tradisional, agar lebih banyak pelanggan yang menggunakan layanannya.

Selain itu, perusahaan fintech harus berlaku seperti perusahaan teknologi lain yang didanai oleh pemodal ventura, di mana juga harus menempatkan tujuan premium dalam pertumbuhannya.

Salah satunya, perusahaan rintisan harus berani menolak pelanggan potensial karena risiko kredit atau faktor lain yang menyakitkan, untuk mendapatkan pertumbuhan secara berkelanjutan.

Bermitra Untuk Mengakuisisi Pelanggan

Meskipun menawarkan solusi yang lebih mudah dan lebih ringan dalam urusan biaya, perusahaan fintech tidak selalu mudah untuk mendapatkan pelanggan.

Hal ini disebabkan, kekawatiran terhadap risiko di bidang teknologi keuangan lebih besar dibandingkan pada teknologi di bidang lain, seperti media sosial atau layanan kendaraan online.

Di sisi lain, bank masih memiliki pengakuan merek yang kuat ketika ingin menjaring lebih banyak pelanggan, serta telah memenuhi kenyamanan digital.

Beberapa hal tersebut tentunya akan meningkatkan biaya akuisisi pelanggan bagi pemain baru yang ingin melakukan pertumbuhan.

Oleh karena itu, untuk sebagian besar startup fintech, bermitra dengan bank dan pemain lain dapat menjadi cara tercepat dan paling efisien untuk berkembang.

Dengan kerja sama seperti ini, startup maupun bank dapat sama-sama belajar dalam mengembangkan ekosistem keuangan yang lebih baik.

  • Editor: Wicak Hidayat
  • Sumber: TheNextWeb
TAGS
LATEST ARTICLE

Tips Hemat Naik Pesawat

berikut tips agar bisa lebih hemat naik pesawat domestik di Indonesia!

Selasa, 9 April 2024 | 11:39 WIB