LogoDIGINATION LOGO

Industri 4.0 Butuh SDM yang Terampil

author Oleh Sukindar Rabu, 25 April 2018 | 06:28 WIB
Share
Pada Hari Selasa kemarin (24/4), Musyawarah Nasional Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) ke-10 digelar secara resmi di Jakarta
Share

Pada Hari Selasa kemarin (24/4), Musyawarah Nasional Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) ke-10 digelar secara resmi di Jakarta. Dalam kesempatan tersebut, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan beberapa hal terkait dengan SDM (Sumber Daya Manusia).

“SDM tidak bisa lepas dari aktivitas industri. Meski sekarang sudah memasuki era digital,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.

Untuk itu, Kementerian Perindustrian telah meggulirkan berbagai program pendidikan dan pelatihan vokasi guna menyongsong industri 4.0, termasuk pendidikan vokasi yang link and match antara industri dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Sampai dengan saat ini, Pemerintah telah meluncurkan program vokasi tersebut dalam lima tahap di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Yogyakarta, Jawa Barat, Sumatera Utara, serta DKI Jakarta dan Banten, yang telah melibatkan setidaknya 558 perusahaan dan 1.537 SMK.

“Untuk pengembangan SDM di politeknik, kami juga punya program skill for competitiveness (S4C) yang bekerja sama dengan Swiss,” ujar Airlangga.

Pada tahap awal, ada empat politeknik milik Kemenperin akan dikembangkan dalam kerja sama ini, yang diantaranya adalah Politeknik Logam Morowali, Politeknik Kayu dan Pengolahan Kayu Kendal, Politeknik Industri Petrokimia Cilegon, dan Akademi Komunitas Industri Logam Bantaeng.

Selain itu, Pemerintah juga berupaya untuk terus mendorong agar semakin banyak para pengusaha nasional terutama yang tergabung di Apindo dapat terlibat dalam program pendidikan dan pelatihan vokasi.

“Implementasi industri digital atau industri 4.0 ini ada di tangan pengusaha. Sedangkan, pemerintah yang membuat roadmap-nya,” jelas beliau.

Baca Juga:
Industri 4.0 Akan Ciptakan Efisiensi Produksi

Tidak Hilangkan Tenaga Kerja

Airlangga menekankan, penerapan teknologi industri generasi keempat tidak serta-merta menghapus kegiatan industri konvensional. Pasalnya, ada produk-produk tertentu yang hanya dapat dihasilkan oleh industri konvensional.

Bagi Airlangga, walaupun digitalisasi tidak bisa dihindari, tetapi era perubahan ini tidak akan menghilangkan lapangan pekerjaan. Justru ada beragam profesi baru yang akan tercipta dari perkembangan teknologi.

Airlangga berpendapat, bahwa para pedagang konvensional hingga pedagang kaki lima tidak akan tergerus habis dengan proses digitalisasi. Bahkan digitalisasi bisa membuat mereka makin kreatif dan berkembang dengan memanfaatkan aplikasi-aplikasi baru.

Baca Juga:
Pemerintah Siapkan Pelatihan Implementasi industri 4.0

Membuka Lapangan Kerja

Airlangga menyatakan bahwa tujuan utama diterbitkannya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing adalah untuk memperbaiki iklim investasi di Indonesia.

Harapannya akan banyak investor yang menanamkan modalnya ke Indonesia, sehingga akan bisa membuka dan memperluas lapangan kerja baru. Bagi Airlangga, sejak dahulu, tenaga kerja asing khususnya yang expert ini kalau datang ke Indonesia itu bersama para pemodal.

Jadi melalui perpres tersebut, menurutnya, pemerintah memberi kemudahan mengenai pemberian visa bagi tenaga ahli asing ini untuk memberikan transfer pengetahuan dan teknologi bagi tenaga kerja lokal.

Selain itu, khusus sektor industri digital, saat ini Indonesia sedang banyak membutuhkan tenaga ahli dari luar negeri untuk memberikan pelatihan bagi para startup lokal. Jika tidak, maka pengembangan software terpaksa outsourcing ke negara lain.

Pengaturan kembali perizinan penggunaan tenaga kerja asing di Indonesia ini diharapkan dapat mendukung perekonomian nasional dan perluasan kesempatan kerja melalui peningkatan investasi.

  • Editor: Wicak Hidayat
  • Sumber: PressRelease.id
TAGS
LATEST ARTICLE

Tips Hemat Naik Pesawat

berikut tips agar bisa lebih hemat naik pesawat domestik di Indonesia!

Selasa, 9 April 2024 | 11:39 WIB